Surat resmi adalah
surat yang digunakan untuk
kepentingan resmi,
baik perseorangan, instansi, maupun organisasi; misalnya undangan, surat edaran,
dan surat
pemberitahuan.
Ciri-ciri surat
resmi :
1.Menggunakan kop surat
apabila dikeluarkan organisasi
2.Ada
nomor surat,
lampiran, dan
perihal
3.Menggunakan salam
pembuka dan
penutup yang lazim
4.Penggunaan ragam
bahasa resmi
5.Menyertakan cap atau
stempel dari
lembaga resmi
6.Ada
aturan format baku
Bagian-bagian surat
resmi
1. Kepala surat
2. Tanggal surat
3. Nomor surat
4. Lampiran
5. Perihal surat
6. Alamat surat
7. Salam pembuka
8. Isi
9. Salam Penutup
10. Jabatan tanda tangan,
11. Tembusan nama jelas
1. Kepala surat
2. Tanggal surat
3. Nomor surat
4. Lampiran
5. Perihal surat
6. Alamat surat
7. Salam pembuka
8. Isi
9. Salam Penutup
10. Jabatan tanda tangan,
11. Tembusan nama jelas
1.Kepala surat.
Fungsinya sebagai identitas diri
bagi instansi bersangkutan, di antaranya:
a Nama instansi
b. Lambang atau logo instansi
c. Alamat
d. Kode pos
e. Nomor telepon
f. Nomor faksimile atau e-mail
a Nama instansi
b. Lambang atau logo instansi
c. Alamat
d. Kode pos
e. Nomor telepon
f. Nomor faksimile atau e-mail
Contoh:
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
PUSAT PERBUKUAN
JALAN GUNUNG SAHARI RAYA (EKS KOMPLEK SILIWANGI) JAKARTA PUSAT
Telepon (021) 3804248(5 saluran) Fax. (021) 3806229 Tromol Pos 3679
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
PUSAT PERBUKUAN
JALAN GUNUNG SAHARI RAYA (EKS KOMPLEK SILIWANGI) JAKARTA PUSAT
Telepon (021) 3804248(5 saluran) Fax. (021) 3806229 Tromol Pos 3679
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam
penyusunan kepala
surat adalah:
a. Hendaknya dihindari penggunaan singkatan, misalnya, kata jalan menjadi Jl. atau Telepon jadi Tlp.
a. Hendaknya dihindari penggunaan singkatan, misalnya, kata jalan menjadi Jl. atau Telepon jadi Tlp.
b. Kepala surat hendaknya disusun secara efisien. Misalnya, kata nomor dalam menunjukkan alamat, tidak perlu dicantumkan karena hal itu merupakan sesuatu yang mubazir. Orang sudah mengetahui bahwa angka yang mengikuti nama jalan pada alamat merupakan nomor urut bangunan.
c. Penggunaan titik dua (:) sering juga dijumpai antara kata telepon dengan nomor yang mengikutinya. Misalnya Telepon: 5403518. Tanda tersebut juga tidak perlu digunakan.
2. Nomor
Surat.
Penulisan nomor
surat berguna untuk:
a. Memudahkan dalam pengarsipannya
b. Memudahkan dalam mencarinya kembali
c. Mengetahui banyaknya surat yang keluar
d. Bahan rujukan dalam surat-menyurat tahap berikutnya.
a. Memudahkan dalam pengarsipannya
b. Memudahkan dalam mencarinya kembali
c. Mengetahui banyaknya surat yang keluar
d. Bahan rujukan dalam surat-menyurat tahap berikutnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam
penulisan nomor
surat adalah:
a. Huruf awal kata nomor harus ditulis dengan huruf kapital
b. Kata nomor sebaiknya tidak disingkat, misalnya, menjadi no
c. Pada akhir baris tidak dibubuhkan tanda titik.
a. Huruf awal kata nomor harus ditulis dengan huruf kapital
b. Kata nomor sebaiknya tidak disingkat, misalnya, menjadi no
c. Pada akhir baris tidak dibubuhkan tanda titik.
Contoh penulisan surat yang benar:
Nomor : 001/SMU-1/2001
Nomor : 21/KRS/II/2003
Nomor : 10/SU/III/2003 (tidak memakai titik)
Nomor : 21/KRS/II/2003
Nomor : 10/SU/III/2003 (tidak memakai titik)
3. Tanggal Surat.
Tanggal surat
ditulis sejajar dengan nomor
surat. Nama
tempat, mendahului tanggal surat.
Hal lain yang harus diperhatikan:
a. Nama bulan ditulis dengan huruf secara lengkap
b. Angka tahun tidak boleh disingkat
c. Pada akhir tidak dibubuhi tanda titik
a. Nama bulan ditulis dengan huruf secara lengkap
b. Angka tahun tidak boleh disingkat
c. Pada akhir tidak dibubuhi tanda titik
Contoh-contoh penulisan tanggal yang benar:
Ø 17 Agustus 2007
Ø 10 November 2007
Ø 22 Desember 2007
Ø 1 Januari 2007 (tidak memakai titik)
Ø 17 Agustus 2007
Ø 10 November 2007
Ø 22 Desember 2007
Ø 1 Januari 2007 (tidak memakai titik)
4. Lampiran.
Melampirkan berarti menyertakan sesuatu dengan yang lain. Berikut ini
adalah kaidah-kaidah penulisan lampiran.
a. Huruf awal kata lampiran ditulis dengan huruf kapital.
b. Sebaiknya kata lampiran tidak disingkat, misalnya, menjadi lamp.
c. Pencantuman jumlah lampiran hendaknya tidak dirangkap antara yang menggunakan huruf dengan yang menggunakan angka, pilih salah satu saja.
d. Jika tidak ada sesuatu yang dilampirkan, sebaiknya tidak dicantumkan lampiran pada surat itu.
e. Pada akhir baris tidak digunakan tanda titik.
a. Huruf awal kata lampiran ditulis dengan huruf kapital.
b. Sebaiknya kata lampiran tidak disingkat, misalnya, menjadi lamp.
c. Pencantuman jumlah lampiran hendaknya tidak dirangkap antara yang menggunakan huruf dengan yang menggunakan angka, pilih salah satu saja.
d. Jika tidak ada sesuatu yang dilampirkan, sebaiknya tidak dicantumkan lampiran pada surat itu.
e. Pada akhir baris tidak digunakan tanda titik.
Contoh penulisan lampiran yang benar:
– Lampiran : tiga helai
– Lampiran : satu berkas
– Lampiran : dua lembar
– Lampiran : sepuluh lembar
– Lampiran : tiga helai
– Lampiran : satu berkas
– Lampiran : dua lembar
– Lampiran : sepuluh lembar
5. Hal Surat.
Hal surat
berarti soal
atau perkara yang dibicarakan surat.
Cara penulisannya:
a. Harus ditulis dengan singkat, jelas, dan menarik;
b. Berwujud kata atau frasa, bukan kalimat;
c. Huruf pertama pada setiap katanya harus ditulis dalam huruf kapital.
Contoh penulisan hal yang benar:
Hal : Jadwal Ujian Matematika
Hal : Undangan Rapat Panitia
a. Harus ditulis dengan singkat, jelas, dan menarik;
b. Berwujud kata atau frasa, bukan kalimat;
c. Huruf pertama pada setiap katanya harus ditulis dalam huruf kapital.
Contoh penulisan hal yang benar:
Hal : Jadwal Ujian Matematika
Hal : Undangan Rapat Panitia
6. Alamat
Surat. Alamat
pada sampul
surat terdiri atas:
a. kata Kepada Yth;
b. nama jabatan;
c.unit kerja; dan
d. alamat lengkap.
Di depan nama jabatan atau gelar pada sampul surat dan/atau surat tidak dicantumkan kata penyapa seperti Bapak, Ibu, Saudara/atau Saudari.
a. kata Kepada Yth;
b. nama jabatan;
c.unit kerja; dan
d. alamat lengkap.
Di depan nama jabatan atau gelar pada sampul surat dan/atau surat tidak dicantumkan kata penyapa seperti Bapak, Ibu, Saudara/atau Saudari.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam
penulisan alamat
luar adalah:
a. Kelompok kata yang terhormat disingkat menjadi Yth.b. Huruf awal pada singkatan Yth. ditulis dengan huruf kapital
c. Penulisan alamat didahului kata Kepada
d. Sapaan ibu, bapak, tuan, saudara, dan sejenisnya dapat digunakan apabila surat tersebut ditujukan kepada nama perseorangan. Huruf awal kata sapaan itu harus menggunakan huruf kapital.
e. Gelar akademik dan kepangkatan dicantumkan
f. Pencantuman gelar akademik/kepangkatan dan kata sapaan, kedua-duanya berfungsi sebagai penghormatan. Oleh karena itu, dalam pencantumannya hendaklah dipilih salah satu.
g. Pemenggalan alamat surat pada setiap barisnya hendaknya didasarkan pada hubungan frasa
h. Akhir alamat surat tidak menggunakan tanda titik.
Contoh penulisan alamat luar:
Kepada
Yth. Encep Syarif Nurdin, Drs., M.Pd
Jalan Gegerarum Baru 20
Bandung 40153
Yth. Encep Syarif Nurdin, Drs., M.Pd
Jalan Gegerarum Baru 20
Bandung 40153
Ketentuan penulisan pada kalimat surat bagian
dalam:
a. Tidak didahului kata Kepada;
b. Menggunakan kata Yth;
c. Menggunakan nama jabatan;
d. Mencantumkan unit kerja;
e. Menggunakan alamat lengkap; dan
f. Nama tempat pada alamat yang dituju tidak didahului kata depan di.
a. Tidak didahului kata Kepada;
b. Menggunakan kata Yth;
c. Menggunakan nama jabatan;
d. Mencantumkan unit kerja;
e. Menggunakan alamat lengkap; dan
f. Nama tempat pada alamat yang dituju tidak didahului kata depan di.
Contoh penulisan yang benar:
Yth. Kepala Biro Organisasi
Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan
Jakarta 10270
Yth. Kepala Biro Organisasi
Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan
Jakarta 10270
7. Salam Pembuka.
Salam pembuka berfungsi sebagai penghormatan terhadap pihak yang di tuju.
Penulisan salam pembuka yang benar:
a. Huruf awal pada salam pembuka ditulis dengan huruf kapital
b. Huruf awal ”hormat’’ ditulis dengan huruf kecil
c. Penulisan salam pembuka diakhiri dengan tanda koma.
Penulisan salam pembuka yang benar:
a. Huruf awal pada salam pembuka ditulis dengan huruf kapital
b. Huruf awal ”hormat’’ ditulis dengan huruf kecil
c. Penulisan salam pembuka diakhiri dengan tanda koma.
8. Isi Surat.
Alinea pembuka hendaknya dapat
membangkitkan minat
penerima surat
untuk membacanya. Susunlah alinea
pembuka dengan
menarik, yakni
dengan menggunakan pilihan kata yang tepat, susunah kalimat yang sesuai, dan
ejaan yang benar.
Contoh:
– Dengan surat ini kami beri tahukan kepada Saudara…
– Dengan surat ini kami beri tahukan kepada Saudara…
9. Alinea
Isi.
Untuk menyusun isi
surat yang baik perhatikanlah pedoman berikut:
a. Tetapkan terlebih dahulu maksud surat, yaitu tentang apa yang hendak diberitahukan, ditanyakan, dikemukakan, diminta, dan sebagainya kepada penerima surat.
b. Tetapkan urutannya secara sistematis dan logis.
c. Gunakanlah informasi/fakta secara memadai.
d. Susunlah ke dalam beberapa alinea dan setiap alinea mewakili satu gagasan utama.
e. Selesaikanlah pokok persoalan satu per satu secara teratur dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami.
f. Hindarkan pemakaian akronim dan singkatan yang belum lazim, terutama singkatan yang diciptakan sendiri.
g. Sedapat-dapatnya hindarkan pemakaian kata atau istilah-istilah asing ataupun daerah, kecuali yang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia.
h. Hendaknya digunakan bahasa yang lugas, sopan, dan menarik.
i. Perhatikan bentuk surat dalam penulisan bagian-bagiannya terutama untuk surat resmi.
j. Perhatikan penulisan ejaan dalam kalimat surat.
a. Tetapkan terlebih dahulu maksud surat, yaitu tentang apa yang hendak diberitahukan, ditanyakan, dikemukakan, diminta, dan sebagainya kepada penerima surat.
b. Tetapkan urutannya secara sistematis dan logis.
c. Gunakanlah informasi/fakta secara memadai.
d. Susunlah ke dalam beberapa alinea dan setiap alinea mewakili satu gagasan utama.
e. Selesaikanlah pokok persoalan satu per satu secara teratur dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami.
f. Hindarkan pemakaian akronim dan singkatan yang belum lazim, terutama singkatan yang diciptakan sendiri.
g. Sedapat-dapatnya hindarkan pemakaian kata atau istilah-istilah asing ataupun daerah, kecuali yang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia.
h. Hendaknya digunakan bahasa yang lugas, sopan, dan menarik.
i. Perhatikan bentuk surat dalam penulisan bagian-bagiannya terutama untuk surat resmi.
j. Perhatikan penulisan ejaan dalam kalimat surat.
Contoh alinea
isi:
Berkenaan dengan hal tersebut, kami mengharapkan Saudara agar menugasi Kasi Program Kegiatan, Kasubsi Program Kegiatan Umum, dan Kepala Subsi Penilaian Perkembangan Masyarakat untuk menghadiri rapat tersebut. Berhubung dengan hal tersebut, kami atas nama kepala dan karyawan, mengucapkan terima kasih.
Berkenaan dengan hal tersebut, kami mengharapkan Saudara agar menugasi Kasi Program Kegiatan, Kasubsi Program Kegiatan Umum, dan Kepala Subsi Penilaian Perkembangan Masyarakat untuk menghadiri rapat tersebut. Berhubung dengan hal tersebut, kami atas nama kepala dan karyawan, mengucapkan terima kasih.
10. Alinea
Penutup.
Alinea penutup berupa simpulan, harapan, ucapan
terima kasih,
ataupun ucapan
selamat. Pada
umumnya, alinea
penutup hanya
terdiri atas
sebuah kalimat.
Contoh kalimat penutup:
– Atas bantuan Saudara, saya sampaikan banyak terima kasih.
– Atas perhatian Saudara, saya ucapkan terima kasih.
– Mudah-mudahan bahan pertimbangan yang kami kemukakan di atas bermanfaat bagi Saudara.
Contoh kalimat penutup:
– Atas bantuan Saudara, saya sampaikan banyak terima kasih.
– Atas perhatian Saudara, saya ucapkan terima kasih.
– Mudah-mudahan bahan pertimbangan yang kami kemukakan di atas bermanfaat bagi Saudara.
11. Salam penutup.
Salam penutup yang sering digunakan adalah hormat
kami, hormat saya,
salam takzim,
dan wasalam. Dalam surat
dinas tidak
digunakan salam
penutup.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam penulisan salam penutup adalah:
– Huruf awal salam penutup ditulis dengan huruf kapital
– Penulisan salam penutup diakhiri tanda koma.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam penulisan salam penutup adalah:
– Huruf awal salam penutup ditulis dengan huruf kapital
– Penulisan salam penutup diakhiri tanda koma.
Contoh:
Hormat kami,…..
Hormat kami,…..
12. Pengiriman Surat.
Pengiriman surat
adalah pihak
yang bertanggung jawab
atas penulisan/ penyampaian surat.
Sebagai bukti
pertanggungjawaban, dalam
bagian akhir
surat tersebut, dibubuhi tanda
tangan.
Hal yang perlu diperhatikan:
a. Pengiriman surat hendaknya disertai identitas diri, misalnya: jabatan, nomor induk pegawai, dan cap dinas/jabatan.
b,. Nama pengirim tidak digarisbawahi, tidak pula berada di antara tanda kurung.
c. Pada akhir baris tidak dibubuhkan tanda titik.
d. Dalam surat-surat tertentu, pengirim surat dapat mendelegasikan penandatanganan suratnya itu kepada pejabat yang berada di bawahnya.
Singkatan a.n. bukan a/n merupakan kepanjangan dari atas nama.
– Singkatan ini digunakan pengirim jika ia menandatangani surat yang mengatasnamakan pejabat lain, misalnya, atasan pengiriman surat.
– Surat yang ditandatangani tidak harus dikonsultasikan isinya kepada atasan pengirim surat.
Hal yang perlu diperhatikan:
a. Pengiriman surat hendaknya disertai identitas diri, misalnya: jabatan, nomor induk pegawai, dan cap dinas/jabatan.
b,. Nama pengirim tidak digarisbawahi, tidak pula berada di antara tanda kurung.
c. Pada akhir baris tidak dibubuhkan tanda titik.
d. Dalam surat-surat tertentu, pengirim surat dapat mendelegasikan penandatanganan suratnya itu kepada pejabat yang berada di bawahnya.
Singkatan a.n. bukan a/n merupakan kepanjangan dari atas nama.
– Singkatan ini digunakan pengirim jika ia menandatangani surat yang mengatasnamakan pejabat lain, misalnya, atasan pengiriman surat.
– Surat yang ditandatangani tidak harus dikonsultasikan isinya kepada atasan pengirim surat.
Contoh :
a.n. Kepala Sanggar Belajar Budi Mulia
Wali Kelas X
a.n. Kepala Sanggar Belajar Budi Mulia
Wali Kelas X
Ttd
Farhan Dani,
S.Pd.
13. Tembusan Surat
Tembusan dibuat jika isi surat tersebut juga perlu diketahui pihak-pihak lain, di samping pihak yang ditujunya. Dengan demikian, pihak yang dituju akan mengetahui pula pihak-pihak yang dikirimi surat itu. Tembusan hendaknya disusun berdasarkan urutan tingkat atau hierarki, yakni dari tingkatan/hierarki teratas kepada yang terbawah. Hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Huruf awal kata tembusan ditulis dengan huruf kapital.
b. Kata tembusan tidak perlu diberi garis bawah.
c. Tanda titik dua (:) mengikuti kata tembusan jika tembusannya lebih dari satu
d. Penulisan Kepada Yth. tidak perlu dicantumkan
e. Yang diberi tembusan adalah pejabat atau orangnya dan kantornya
f. Kata arsip atau pertinggal tidak perlu dicantumkan.
Tembusan dibuat jika isi surat tersebut juga perlu diketahui pihak-pihak lain, di samping pihak yang ditujunya. Dengan demikian, pihak yang dituju akan mengetahui pula pihak-pihak yang dikirimi surat itu. Tembusan hendaknya disusun berdasarkan urutan tingkat atau hierarki, yakni dari tingkatan/hierarki teratas kepada yang terbawah. Hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Huruf awal kata tembusan ditulis dengan huruf kapital.
b. Kata tembusan tidak perlu diberi garis bawah.
c. Tanda titik dua (:) mengikuti kata tembusan jika tembusannya lebih dari satu
d. Penulisan Kepada Yth. tidak perlu dicantumkan
e. Yang diberi tembusan adalah pejabat atau orangnya dan kantornya
f. Kata arsip atau pertinggal tidak perlu dicantumkan.
Contoh penulisan tembusan yang benar:
Tembusan:
– Kakanwil Departemen Agama Provinsi Jawa Barat
– Kepala Dinas Pendidikan Tanjung Pinang, Kepulauan Riau
Tembusan:
– Kakanwil Departemen Agama Provinsi Jawa Barat
– Kepala Dinas Pendidikan Tanjung Pinang, Kepulauan Riau
Referensi :
http://indrasofwan.wordpress.com/2012/09/03/pengertian-dan-cara-menulis-surat-resmi/
http://www.zonasiswa.com/2014/01/bagian-bagian-surat-penjelasan-contoh.html
thanks min sangat bermanfaat buat tugas ane, penuh inspirasi wkwk....
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus